“Nyi Ronggeng Tanji”
JUDUL
TARI :
Nyi Ronggeng Tanji
DALAM
RANGKA :
FESTIVAL NASIONAL KESENIAN TARI NUSANTARA TAHUN
2011
PELINDUNG
:
GUBERNUR PROV. JAWA BARAT
BUPATI KARAWANG
PENANGGUNGJAWAB
DAN OFFICIAL :
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROV. JAWA BARAT
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. KARAWANG
PELAKSANA
:
STUDIO TARI “SURYA MEDAL”
PENATA
TARI :
IRMA CINTHA NURMALA, S.Pd.
PENATA
KARAWITAN :
AGUS SUKMANA,S.Sn.
PENATA
ARTISTIK :
Drs. CEPI MOH. THAMRIN W.
PENULIS
NASKAH/DESKRIPSI/PUBLIKASI :
NANDANG MOCH. C. MAULANA
JUMLAH
PESERTA :
PANGRAWIT =
13 ORANG
JURU KAWIH = 1 ORANG
PENARI = 8 ORANG
RENTANG
PENYAJIAN :
DURASI 15 MENIT
KATA PENGANTAR
Generasi muda sebagai kader penerus
bangsa diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi kelanjutan
perkembangan dan pembangunan budaya bangsa. Generasi muda dikenal penuh dengan
semangat dan penuh dengan ide-ide kreatif, akan tetapi ide-ide kreatif
terkadang tidak tersalurkan bahkan sampai salah menyalurkan karena terbatasnya
sarana dan media untuk menampung kreativitas tersebut. Bahkan yang lebih parah
adalah karena kesulitan tersebut, budaya tradisional yang seharusnya
dilestarikan akhirnya sedikit demi sedikit hilang dan bahkan tidak sedikit
generasi muda yang memandang sebelah mata terhadap seni budaya tradisional.
Saat ini adalah masa dimana seni tradisional mulai terdiskriminasi
dengan budaya-budaya seni modern yang lebih banyak diminati oleh generasi muda.
Hal ini menumbuhkan kesadaran bahwa tidak mustahil seni budaya tradisional lama
kelamaan akan terberangus dan tergantikan dengan budaya modern, sehingga seni
budaya tradisional itu sendiri akan merasa kehilangan jati dirinya.
Sulitnya melaksanakan proses-proses penyadaran dari sikap apatis
generasi muda terhadap seni budaya tradisional dikarenakan ketidak tertarikan
mereka terhadap seni budaya tradisional yang mungkin dianggap menjemukan dan
tidak modern. Karena mereka akan lebih tertarik dengan hal-hal yang berbeda dan
unik.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Naskah ini akan memberikan suatu
tatanan dalam penggarapan seni tari tradisi sehingga dapat dinikmati oleh semua
kalangan terutama dalam konteks pelestariannya sehingga generasi muda dapat
merasa terpanggil untuk lebih memantapkan dirinya sekaligus mengenalkan seni
budaya tradisional terhadap generasi muda, demi terlaksananya program-program
pemerintah bagi pelestarian dan Pengembangan seni budaya tradisional.
Karawang, 1 Agustus 2011
Penulis
NANDANG
MOCH. C. M.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Bangsa Indonesia
dikenal dengan berbagai macam unsur kebudayaan yang kuat dan berakar yaitu
diantaranya adalah adat istiadat dan kesenian tradisional. Kedua unsur tersebut
masih dapat kita temukan di beberapa daerah khususnya di Jawa Barat yang masih
memegang teguh adat istiadat dan Kesenian Tradisional daerah setempat, seperti
dikemukakan oleh Koentjoroningrat (1970 : 2) bahwa :
Bangsa Indonesia memiliki beragam unsur kebudayaan yang kuat dan
berakar, isi dari kebudayaan yang ada sekarang ini terdiri dari beberapa system
antara lain : system religi, upacara keagamaan, sosial, organisasi
kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian hidup dan
system teknologi / peralatan.
Kesenian merupakan bagian dari
unsur kebudayaan yang memiliki beberapa cabang seni yaitu seni tari, karawitan
dan seni musik tradisional, seni teater rakyat dan sebagainya. Cabang-cabang
seni tersebut memiliki bentuk serta karakteristik tersendiri yang satu sama
lain berbeda.
Seni tari merupakan salah satu bagian dari kesenian, memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat terutama masyarakat agraris. Dalam
situasi tertentu tari banyak digunakan sebagai media upacara kesuburan serta
sebagai hiburan masyarakat. Hal tersebut membuktikan bahwa peranan tari
sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat, baik itu masyarakat kecil,
menengah bahkan sampai kalangan atas.
Kesenian Tradisi juga dapat diartikan sebagai perwujudan atas perilaku
normative manusia yang menghasilkan suatu karya cipta dan berkembang secara
turun temurun. Secara praktis kesenian tradisi adalah suatu produk yang
berkembang melalui proses kebiasaan . dalam perkembangannya, melalui fungsi dan
nilai seni tradisi menjadi simbol karakteristik masyarakat. Setelah menjadi
produk kreativitas, seni tradisi terpengaruhi suasana kompetitif karena
dihadapkan pada produk-produk lainnya.
Upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional tidak terlepas dari
pengkajian dan pelestarian kebudayaan daerah. Sebagaimana dinyatakan dalam
penjelasan pasal 32 UUD 1945 bahwa “Kebudayaan
lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah seluruh Indonesia
terhitung sebagai kebudayaan bangsa”. Kaitanya dengan hal tersebut bahwa
kebudayaan suatu suku bangsa – apapun bentuknya – perlu dibina dan dikembangkan
karena akan memberikan data dan informasi budaya yang pernah berlangsung pada
jamannya. Manusia harus dapat menempatkan dirinya di alam kehidupan serba
modern, tanpa harus kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia yang berbudi luhur dan
bertaqwa.
Kaitannya dengan peningkatan Index Pembangunan Manusia (IPM), seni
budaya memiliki peran praktis dalam rangka meningkatkan kwalitas informasi yang
terkait dengan program pemerintah dalam hal tersebut. Selain sebagai media
hiburan, seni budaya yang lebih dititik beratkan kedalam bentuk kesenian dalam
kontek organisasional dapat pula membantu menyebarluaskan informasi pembangunan
guna tercapainya target-target meningkatkan pengertian masyarakat tentang Index
Pembangunan Manusia yang selama ini menjadi tugas yang harus dicapai oleh
pemerintah.
Dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat no. 7 tahun 1996 pasal 2 ayat
c, bahwa pelestarian, pembinaan dan pengembangan seni budaya daerah terus
dilakukan guna meningkatkan sikap positif generasi muda terhadap seni budaya
daerah, serta meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam usaha pelestarian,
pembinaan dan pengembangan seni budaya daerah.
Pada situasi seperti ini para pelaku seni sudah terjebak hanya kedalam
pemikiran pelestarian dan pengembangan seni tradisi. Tidak terpikirkan proses
tradisi yang alamiah. Kenapa tidak, proses tradisi dijadikan kekuatan yang
mendasari perkembangan kreativitas. Naluriah insani setiap masyarakat sudah
menurun dalam ekpresi tradisinya. Berkesenian sudah bukan sebagai kebiasaan
masyarakat, melainkan kebiasaan bagi pelaku seni. Sehingga timbul pemikiran
bahwa masyarakat tradisi merupakan habitat berkembangnya seni tradisi. Padahal Pembangunan
Sumber Daya Manusia pada umumnya memiliki korelasi yang integral antara
beberapa aspek yang menjadi fragmen pembangunan, yaitu aspek ekonomi, sosial,
dan budaya merupakan satu kesatuan yang harus dipadukan menjadi suatu potensi
guna tercapainya keberhasilan pembangunan SDM.
Dalam perkembangan Budaya Nasional, Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai
faktor kualitas harus menunjang dan perlu menjadi perhatian, sehingga mampu
memahami kontektualitas seni, terutama seni pembangunan dan pembangunan seni.
Maka dari pada itu perlu ditingkatkan apresiasinya. Maka Insya Allah akan
tercapai keinginan dari Peraturan Daerah tersebut, sehingga akan sinergis
dengan penjelasan pasal 32 UUD 1945.
Sebagai realisasi kongkrit dari hal tersebut diatas, maka kami para Seniman
Karawang yang tergabung dalam sebuah wadah organisasi Dewan Kesenian Karawang
(DKK) dan didukung serta ditunjang oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat
serta Pemerintah Daerah kabupaten Karawang melalui Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten
Karawang, siap berperan aktip dalam mengisi setiap kegiatan seni budaya yang di
selenggarakan baik oleh Dinas atau instansi terkait maupun oleh pihak-pihak
swasta lainnya.
Untuk itu melalui event Festival Nasional Kesenian Tari Nusantara Tahun
2011, yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesenian, Direktorat Jendral Nilai
Budaya, Seni dan Film, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia,
kami para seniman Jawa Barat siap memberikan satu sajian kesenian tradisi
dengan segala kreatifitasnya sehingga sajian tersebut dapat menjadikan sajian
yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan.
1.2.
Konsep
Garapan
Kabupaten Karawang terletak di utara provinsi Jawa Barat, merupakan
salah satu daerah lumbung padi, Kota Pangkal Perjuangan dan kini menjadi Kota
Kawasan Industri.
Masyarakat Karawang yang religius, tegas, dan sopan, memiliki karya seni
tradisional yang khas, seperti Ketuk Tilu, Jombret/Dombret, Topeng Banjet,
Tanji, Ajeng dan lain-lain. Demikian juga lagu daerah, lagu-lagu yang
berkembang pada jaman bihari, kiwari tetap bertahan, seperti Sulanjana,
Terembel, Bardin, Kangsreng dan Peuyeum Gaplek.
Dalam perkembangan mengikuti kemajuan jaman, Lagu Peuyeum Gaplek dengan
gaya khas musik Tanji, serta di kolaborasikan dengan musik Rudat Terbang dan
Gamdan, kini mulai hampir tergeser kedudukannya di blantika musik tradisional,
sedikit demi sedikit akan diangkat kembali dengan modifikasi yang apik menjadi
dasar sebuah garapan tarian yang berjudul Nyi Ronggeng Tanji, yang akan di
lombakan pada Festival Nasional Tari Nusantara Tahun 2011 yang akan dilaksanakan
pada Tanggal 19 – 23 September 2011 di Gedung Kesenian Jakarta.
Tarian ini merupakan tarian kelompok, diiringi gamelan Salendro, lagu
Peuyeum Gaplek dan nuansa musik Tanji serta musik Rudat/Terbang yang sangat
khas ke karawangan. Tari Nyi Ronggeng Tanji yang di garap
oleh para Penata muda Karawang berharap tarian ini bisa mewakili inspirasi
masyarakat Karawang khususnya dan masyarakat Jawa Barat pada umumnya dalam
memperkenalkan seni tari Tradisi yang telah dimodifikasi dan bisa dinikmati
semua orang dengan tidak mengurangi ciri khas seni tari tradisi Kabupaten
Karawang.
1.2.1.
Ide
/ Gagasan
Nyi Ronggeng Tanji
merupakan tarian yang bersumber dari penari-penari Tanji yang dulu pernah
berkembang di daerah Karawang provinsi Jawa Barat dan kini hampir punah. Tarian
ini terbentuk karena Penata terinspirasi dengan kisah hidup seorang Ronggeng
yang ternyata dibalik gemerlapnya busana dan tebalnya make-up, ada sekelumit
kisah sedih cintanya yang ditutupi tanpa diketahui oleh para penggemarnya
ataupun masyarakat. Yaitu kisah karena merasa terhinakan oleh kekasihnya yang
menganggap bahwa cinta untuk seorang Ronggeng hanyalah sebuah cinta sesaat. Hal
tersebut tak bias diterima begitu saja oleh Ronggeng. Karena walaupun hanya
seorang Ronggeng, tapi dia juga seorang perempuan biasa yang mendambakan cinta
sejatinya. Hingga akhirnya Nyi Ronggeng Tanji bangkit kembali
dari kesedihannya untuk membuktikan bahwa tidak semua penari Ronggeng dapat
dipandang sebelah mata / dihinakan.
1.2.2.
Konsep
Pengembangan
1.2.2.1. Koreografi
Tari
Dalam hal ini Penata Tari /
Koreografer Tari lebih menitik beratkan pada pengkemasan penari wanita dalam
penataan geraknya. Penata menginginkan bahwa penari Nyi Ronggeng Tanji ini tidak selalu di identikkan
dengan penari-penari ronggeng yang mungkin banyak mengumbar sensualitas dalam
melakukan gerakan tarinya, oleh karena itu Penata berharap bahwa pandangan
masyarakat terhadap penari Ronggeng Tanji tidak lagi memandang kearah yang
bersifat pornografi/negatif. Penata memberi kemasan pada salah satu propertinya
yaitu adalah Kuku Panjang sebagai kiasan kelentikan jemari seorang penari
merupakan gambaran bahwa keteguhan ada dalam jiwanya sehingga dia dapat bangkit
kembali untuk menjalani kehidupannya. Penata mengemas suasana Ronggeng dalam penataan gerak dan
irama musiknya di ilhami dari musik Tanji dan ciri khas gerak yang bersumber
dari Kesenian Khas Kab Karawang yaitu : Ketuk tilu, Banjet, Soja, Terembel.
1.2.2.2. Iringan
Musik
Penata Musik Karawitan pada tari Nyi
Ronggeng Tanji lebih memfokuskan pada penggabungan musik pentatonis
dengan diatonis. Sebagai tari rakyat tradisional Nyi Ronggeng Tanji
diiringi oleh gamelan Salendro, Rebab, Kecrek, Saron, Bonang, gendang dan goong
di kolaborasikan atau dipadukan dengan alat musik khas tanji yaitu Tube, Trombone, Cymbalis, serta Terbang / Rebana
dilengkapi dengan sinden (vokal wanita).
1.2.2.3. Rias
dan Busana
Penata Artistik melirik dari sisi Rias dan Busana
untuk Penari Nyi Ronggeng Tanji pada dasarnya tidak lepas dari jenis dan
karakter penari Ronggeng Karawang pada umumnya, selain itu ada penambahan
variasi kostum dalam arti merupakan pengembangan serta kreativitas Penata itu
sendiri. Dalam hal Rias wajah Penata hanya mempertegas ciri dan karakternya
saja, yaitu rias cantik dengan sanggul dimodifikasi dengan ornament-ornamen
untuk pemanis agar lebih menarik untuk ditonton. Adapun busana yang
dipergunakan merupakan khas dari busana adat Karawang seperti Kace, kewer,
apok, kebaya, kain.( yang dimodif)
1.2.2.4. Setting
Pada setting, Penata artistik menerapkan Sett Up
panggung nya berupa nuasa natural atau alami. Penata hanya menggunakan
lampu-lampu penerangan sebagai dekorasi panggung. Penata juga mnggunakan level
sebagai bentuk artistic yang konteporer. Yaitu 3 buah level / pnggung trap
ukuran 2x2m lengkap dengan layar putih yang di beri sorotan lampu natural dari
belakan layar. Sedangkan untuk beground belakang hanya dibutuhkan sebuah layar
berwarna hitam sebagai gambaran bahwa segala bentuk kehidupan hanya berjalan
secara alami tanpa rekayasa apapun.
1.2.2.5. Tata
Lampu
Untuk penataan cahaya pada sett pertama Penata
menggunakan Lampu Top dan lampu Wing sebagai gambaran suasan malam pada saat
pertunjukan tari Nyi Ronggeng Tanji ini
berlangsung. Untuk selanjutnya lampu mulai terang sedikit demi sedikit
(remang-remang), dan sorotan lampu natural dari belakang layar putih ketika
pemunculan penokohan yang menggambarkan hati Nyi Ronggeng Tanji yang
dilanda kesedihan dan kekecewaan. Saat itu untuk suasana religi, peñata
menggambarkannya dengan sorotan lampu Ultra Violet. Setelah itu Lampu Top
(putih) mulai dinyalakan dengan lampu
Wing (merah dan hijau) ketika suasana menggambarkan kebangkitan jiwa Nyi
Ronggeng Tanji yang lebih tegas menghadapi kehidupan.
1.2.3.
Sumber
Garap
Nyi
Ronggeng Tanji
merupakan tarian yang bersumber dari penari-penari Tanji yang dulu pernah
berkembang di daerah Karawang dan kini hampir punah. Tarian ini terbentuk
karena Penata terinspirasi dengan kisah hidup seorang Ronggeng yang ternyata
dibalik gemerlapnya busana dan tebalnya make-up, ada sekelumit kisah sedih
cintanya yang ditutupi tanpa diketahui oleh para penggemarnya ataupun
masyarakat. Yaitu kisah karena merasa terhinakan oleh kekasihnya yang
menganggap bahwa cinta untuk seorang Ronggeng hanyalah sebuah cinta sesaat. Hal
tersebut tak bisa diterima begitu saja oleh Ronggeng. Karena walaupun hanya
seorang Ronggeng, tapi dia juga seorang perempuan biasa yang mendambakan cinta
sejatinya. Hingga akhirnya Nyi Ronggeng Tanji bangkit kembali
dari kesedihannya untuk membuktikan bahwa tidak semua penari Ronggeng dapat
dipandang sebelah mata / dihinakan.
Nyi
Ronggeng Tanji
merupakan seorang penari yang selalu
meliukkan badannya dengan heroik dan erotis untuk memikat penonton agar selalu
suka dengan penampilan kesenian ini. Namun begitu, sebagai gadis – gadis lugu
wajahnya selalu disembunyikan hanya untuk menahan malu. Ronggeng tetap
ronggeng, walau lugu orang lain tak mau tahu, walau lugu dia tetap harus berani
dan ceria. Itulah Nyi Ronggeng Tanji.
Penata
mengemas suasana Ronggeng dalam penataan gerak dan irama musiknya di ilhami
dari musik Tanji dan ciri khas gerak yang bersumber dari Kesenian Khas Kab
Karawang yaitu : Ketuk tilu, Banjet, Soja, Terembel.
Sedangkan
dalam Karawitannya tari Nyi Ronggeng tanji lebih memfokuskan pada
penggabungan musik pentatonis dengan diatonis. Sebagai tari rakyat tradisional Nyi
Ronggeng Tanji diiringi oleh gamelan Salendro, Rebab, Kecrek, Saron,
Bonang, gendang dan goong di kolaborasikan atau di padu kan dengan alat musik
khas tanji yaitu Tube, Trombone,
Cymbalis dan terbang/rebana, serta pelengkap vocal sinden sebagai pemanis.
Penata Artistik melirik dari sisi Rias dan Busana
untuk Penari Nyi Ronggeng Tanji pada dasarnya tidak lepas dari jenis dan
karakter penari Ronggeng Karawang pada umumnya, selain itu ada penambahan
variasi kostum dalam arti merupakan pengembangan serta kreativitas Penata itu
sendiri. Dalam hal Rias wajah Penata hanya mempertegas ciri dan karakternya
saja, yaitu rias cantik dengan sanggul dimodifikasi dengan ornament-ornamen
untuk pemanis agar lebih menarik untuk ditonton. Adapun busana yang dipergunakan
merupakan khas dari busana adat Karawang seperti Kace, kewer, apok, kebaya,
kain.( yang dimodif)
Pada setting, Penata artistik menerapkan Sett Up
panggung nya berupa nuasa natural atau alami. Penata hanya menggunakan
lampu-lampu penerangan sebagai dekorasi panggung. Penata juga mnggunakan level
sebagai bentuk artistic yang kontemporer. Yaitu 1 buah level / panggung trap
ukuran 2x2m lengkap dengan layar putih yang di beri sorotan lampu natural dari
belakan layar. Sedangkan untuk beground belakang hanya dibutuhkan sebuah layar
berwarna hitam sebagai gambaran bahwa segala bentuk kehidupan hanya berjalan
secara alami tanpa rekayasa apapun. Untuk penataan cahaya pada sett pertama
Penata menggunakan Lampu Top dan lampu Wing sebagai gambaran suasan malam pada
saat pertunjukan tari Nyi Ronggeng Tanji ini berlangsung.
Untuk selanjutnya lampu mulai terang sedikit demi sedikit (remang-remang), dan
sorotan lampu natural dari belakang layar putih ketika pemunculan penokohan
yang menggambarkan hati Nyi Ronggeng Tanji yang dilanda
kesedihan dan kekecewaan. Saat itu untuk suasana religi, piñata
menggambarkannya dengan sorotan lampu Ultra Violet. Setelah itu Lampu Top
(putih) mulai dinyalakan dengan lampu
Wing (merah dan hijau) ketika suasana menggambarkan kebangkitan jiwa Nyi
Ronggeng Tanji yang lebih tegas menghadapi kehidupan.
BAB II
DESKRIPSI PENYAJIAN
“Nyi Ronggeng Tanji”
2.1.2.
Bentuk
Garapan
Tari Nyi Ronggeng Tanji dalam
garapan ini merupakan tari kelompok dengan jumlah 6 orang, gerakan yang menjadi
titik tolak bersumber dari rumpun tari rakyat yang berkembang di Kab Karawang.
2.1.3.
Sinopsis
/ Gambaran Tari
Nyi
Ronggeng Tanji
merupakan seorang penari yang selalu
meliukkan badannya dengan heroik dan erotis untuk memikat penonton agar selalu suka
dengan penampilan kesenian ini. Namun begitu, sebagai gadis – gadis lugu
wajahnya selalu disembunyikan hanya untuk menahan malu. Ronggeng tetap
ronggeng, walau lugu orang lain tak mau tahu, walau lugu dia tetap harus berani
dan ceria. Itulah Nyi Ronggeng Tanji.
Kisah
hidup seorang Nyi Ronggeng Tanji yang ternyata dibalik gemerlapnya busana dan
tebalnya make-up, ada sekelumit kisah sedih cintanya yang ditutupi tanpa
diketahui oleh para penggemarnya ataupun masyarakat. Yaitu kisah karena merasa
terhinakan oleh kekasihnya yang menganggap bahwa cinta untuk seorang Nyi
Ronggeng Tanji hanyalah sebuah cinta sesaat. Hal tersebut tak bisa
diterima begitu saja oleh Nyi Ronggeng Tanji. Karena walaupun
hanya seorang Ronggeng, tapi dia juga seorang perempuan biasa yang mendambakan
cinta sejatinya. Hingga akhirnya Nyi Ronggeng Tanji bangkit kembali
dari kesedihannya untuk membuktikan bahwa tidak semua penari Ronggeng dapat
dipandang sebelah mata / dihinakan.
Diantara
Ronggeng selalu ada permasalahan yang timbul, diantaranya sesama Ronggeng
selalu terjadi kesalah pahaman atau lebih cenderung berebut posisi sebagai Nyi
Ronggeng Tanji (Primadona) yang selalu di puja-puja oleh penggemarnya.
Untuk itu sebelum mempergelarkan tariannya Nyi Ronggeng Tanji selalu melakukan
ritual dahulu agar penampilan mereka maksimal, tidak terjadi kesalah pahaman dan
penonton banyak yang tertarik terhadap mereka.
Nyi Ronggeng Tanji ini
sebenarnya tidak ingin di identikkan dengan penari-penari ronggeng yang mungkin
banyak mengumbar sensualitas, dia berharap bahwa pandangan masyarakat terhadap
penari Ronggeng Tanji tidak lagi memandangnya dengan pandangan negatif. Untuk
itu Nyi
Ronggeng Tanji berusaha, dengan bermodalkan keteguhan yang ada dalam
jiwanya dia dapat bangkit kembali untuk menjalani kehidupannya dan mengubah
pandangan masyarakat menjadi suka apa adanya.
2.2.
Sruktur
/ Pola Pangadegan
2.2.1.
Koreografi
Garapan Nyi Ronggeng tanji merupakan
tarian kelompok dengan jumlah penari 6 orang, adapun koreografi tarian tersebut
adalah :,
NO
|
S E S I
|
KETERANGAN
|
1
2
3
|
EPISODE I :
1.1. Penari
laki-laki duduk deku, di atas punggungnya duduk penari perempuan.
1.2. Penari
laki-laki dan perempuan berdiri bersamaan
1.3. Penari
laki-laki pergi, penari perempuan duduk kembali
(Lighting
gelap)
EPISODE II :
Penari
Wanita Tunggal berada di belakang layar (Siluet)
EPISODE III :
3.1. Penari
bertelungkup sejajar
3.2. Seluruh
penari berdiri
3.3. Penari
membentuk posisi V
3.4. Penari
membentuk 2 motif
|
·
Posisi ini menggambarkan tentang seorang Ronggeng
yang sedang berhias sebelum pementasan. Keberadaan laki-laki di bawahnya
menggambarkan bahwa seorang laki-laki akn bertekuk lutut di hadapan Ronggeng.
·
Posisi ini menggambarkan pergaulan antara
laki-laki dengan seorang ronggeng yang sedang bercinta.
·
Posisi ini menggambarkan bahwa seorang Ronggeng
akan di campakkan oleh laki-laki atau Terjadi cinta sesaat.
·
Menggambarkan gejolak perasaan seorang Ronggeng
yang sedang gundah gulana, Kesedihan dan kemarahan.
·
Posisi ini menggambarkan ritual yang dilakukan
sebelum pementasan.
·
Posisi ini menggambarkan ritual sambil berdiri
·
Posisi ini menggambarkan penari Ronggeng memulai
kegiatannya dengan mengolah tubuh
·
Pola ini dua penari barisan depan bergerak kearah
samping kiri-kanan, dan empat penari lainnya dibelakang berdiri sejajar untuk
membentuk pola ditempat
·
Penari bergerak di kedua sudut bergerak
kebelakang, dan yang empat orang bergerak membentuk pose pyramid, ketika itu
dua orang penari berpose kea rah depan juga
·
Penari bergerak bersamaan membentuk gerakan 4
arah sudut dengan 2 orang sebagai focus di tengah. Hal ini menggambarkan
adanya pro-kontra diantara ronggeng untuk memperebutkan siapa yang akan
menjadi primadona di dalam pementasan
·
Penari membuat gerakan yang menggambar kan
suasana hati ronggeng yang merasa sedih karena di hina oleh kekasihnya.
Nuansa sedih dan kecewa tersebut di visualkan dengan suara sinden
·
Penari memvisualkan gerakan dengan berbagai pola
yang menggambarkan kebangkitan dari rasa terpuruk menjadi bangkit kembali
walau dengan gerakan perlahan
·
Penari memvisualkan kondisi jiwanya yang sudah
stabil dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan ini
·
Penari memvisualkan akhir tarian dengan keyakinan
diri dalam menyongsong masa depan
|
1.1.2.
Iringan
Tarian ini merupakan tarian
kelompok, diiringi gamelan Salendro, lagu Peuyeum Gaplek dan nuansa tarian
rakyat khas ke karawangan. Penata musik Karawitan pada tari Nyi Ronggeng
Tanji lebih memfokuskan pada
penggabungan musik pentatonic dan diantonis. Sebagai tari rakyat tradisional
Nyi Ronggeng Tanji diiringi oleh gamelan Salendro diantaranya : Kecrek, Saron,
Bonang, Gendang dan Goong, dikolaborasikan dengan alat khas musik Tanji yaitu,
Trombone, Trompet dan terbang/rebana Serta pelengkap vocal sinden
1.1.3.
Lighting
Plot / Tata Lampu
Untuk penataan cahaya Penata artistik mengikuti
koreografi tari dengan pembagian episode adalah sebagai berikut :
1.
Episode
I :
Setting lampu gelap, senyap, piñata artistic
menerapkan setup panggungnya dengan nuansa natural atau alami. Penata
menggunakan lampu Top di belakang layar putih sebagai gambaran sebelum
pementasan, Ronggeng biasanya merias diri terlebih dahulu sedangkan lampu wing
dengan warna kuning redup dirujukan kearah level bulat.
2.
Episode
II :
Peñata memberikan pencahayaan lampu Top di belakang
layar putih standby menyala terus, piñata berusaha memberikan gambaran siluet
seorang penari yg sedang gundah gulana. sedang lampu Wing di matikan
perlahan-lahan
1.
Episode
III :
·
Untuk selanjutnya lampu Top di matikan beberapa
saat, kemudian pencahayaan mulai dinyalakan kembali sedikit demi sedikit
(remang-remang) ketika muncul penokohan sebagai gambaran suasana hati Nyi
Ronggeng Tanji yang dilanda kesedihan dan kekecewaan.
·
Lampu Top (putih) mulai dinyalakan dengan diikuti
lampu Wing (merah dan hijau) ketika suasana menggambarkan kebangkitan jiwa Nyi
Ronggeng Tanji yang lebih tegar menghadapi kehidupan.
·
Pada episode ini lampu Top dan lampu Wing di
nyalakan secara bersamaan. Hal ini menggambarkan kondisi jiwa Nyi
Ronggeng Tanji sudah mulai stabil dan siap menghadapi kehidupan yang
penuh tantangan.
·
Penataan cahaya dengan terang benderang
memvisualkan akhir dari tarian dengan menggambarkan keyakinan diri dalam
menyongsong masa depan.
1.1.1.
Rias
dan Busana
Penata Artistik melirik dari sisi Rias dan Busana
untuk Penari Nyi Ronggeng Tanji pada dasarnya tidak lepas dari jenis dan
karakter penari Ronggeng Karawang pada umumnya, disamping adanya penambahan
variasi kostum dalam arti merupakan pengembangan serta kreativitas Penata itu
sendiri. Kemudian untuk Rias wajah, Penata hanya mempertegas cirri dan jenis
karakternya saja, yaitu rias cantik dengan sanggul yang dimodifikasikan dengan
ornament-ornamen sebagai pemanis agar lebih menarik untuk di tonton.
Adapun busana yang dipergunakan merupakan motif
khas dari Karawang seperti :
a. Kace
Panjang dan Apok
b. Kain
berbentuk rok transfaran
c. Celana
Panjang
Sedangkan Rias dan Sanggul meliputi yaitu :
a. Gelung
Cepol dan kembang ronce f.
Lipstik
b. Alis
bulan sapasi g. Gelung cepol dengan bunga
d. Eye
shadow h.
Teplok
e. Blush-On
i.
Anting
1.1.2.
Setting
Pada setting Penata artistic tidak terlalu sulit
untuk menerapkan Set Up panggung nya. Pada setting, Penata artistik menerapkan
Sett Up panggung nya berupa nuasa natural atau alami. Penata menggunakan sebuah
level/ panggung trap berbentuk bulat dengan diameter 1,5 m di tengah agak
menjorok kedalam dengan sebuah layar berwarna putih ukuran 2 x 3 m yang di
bentang kan berdiri di belakang level bulat. Penata hanya menggunakan
lampu-lampu penerangan sebagai dekorasi panggung. Sedangkan untuk beground
belakang hanya dibutuhkan sebuah layar berwarna hitam sebagai gambaran bahwa
segala bentuk kehidupan hanya berjalan secara alami tanpa rekayasa apapun.
1.2. Daftar Pendukung
1.2.1.
Penari
:
1. Dinda
Rakhmavianti Kelly 5. Debby
Awalia Thamrin
2. Citra
Nuranteni Putri 6.
Elin Ratna
3. Sri
Rahayu 7.
Anggi Wardani
4. Bella
Dawanti 8.
Sulaeman
1.2.2.
Wiyaga
:
1. Agus
sukmana 8.
Endang
2. Mulyana 9.
Saca
3. Natim 10.
Ayi Trismaya
4. Komar 11.
Dayat
5. Marna 12.
Nana
6. Eman 13.
Saleh
7. Entis 14.
Kamad
DATA PRIBADI –
PERSONAL DATA
Nama :
IRMA CINTHA NURMALA
Tempat, Tgl Lahir :
Krw, 26-05-1970
Alamat :
Perum Sukaseuri Blok F.No.1A
Desa
Sarimulya Kecamatan Kotabaru
Kabupaten
Karawang
Telepon / Fax / HP. : - / - /
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi / Berat Badan : 147 cm / 45 kg
Suami / Istri :
-
/ -
Anak :
- Citra Nur Anteni Putri
-
Dimas Samiaji Putra
RIWAYAT PENDIDIKAN – EDUCATIONAL RECORD
FORMAL
1983 : SD Negeri Cikampek VII
1986 : SMP Negeri 1 Cikampek
1989 : SMA Negeri 1 Cikampek
1992 : ASTI Bandung , Jur. Seni Tari
2004 : UNJ Jakarta
2008 : UPI Bandung (S-1)

1994 – 1996 : Guru Honorer di SMA Negeri 1 Cikampek
2000 – 2002 : Guru Tari di DPS International School
Texmaco
2002 – sekarang : PNS / Guru d SMP Negeri 1 Tirtamulya -
Karawang
KEGIATAN SENI – ART ACTIVITIES
1985 – Sekarang : Penari Lingkung Seni /Studio Tari “Surya
Medal” Cikampek 1997 – Sekarang : Guru Tari di Lingkung Seni/Studio tari
“Surya Medal” Cikampe
2009 : Panitia Ulang Tahun Lingkung Seni/Studio
tari “Surya Medal”
PENGHARGAAN - AWARDS
1980 :
Juara I Tari Permainan Anak PKSD tk.
Provinsi, di Bdg.
1983 : Juara I Festival Tari Kreasi Baru “Tari
Banjet” tk. Provinsi,
Kanwil Dep. P dan K Prov. Jawa
Barat,
1985 : Katagori Lima Besar Terbaik Festival Tari
Kreasi Baru Daerah
“Tari Banjet” tk. Nasional di
TIM Jakarta
1987 : Juara I Festival Helaran “Perikanan dan
Peternakan” tk.
Provinsi di Bandung
1992 :
Juara I Fetival Tari Kreasi Baru “Soja Arumampes Katon”
tk. Provinsi di Bandung
1996 : Juara Umum Festival Helaran “Hajat Bumi
Mapag Panen”
tk. Provinsi di Bandung
1996 : Penata Tari Festival Tari Kreasi Baru
“Ronggeng Keti” tk.
Provinsi di BDG.
1998 : Kereografer muda terbaik pada Festival Tari
Kreasi Baru
“Terembel” tk. Provinsi di BDG
2005 : Kereografer muda terbaik pada Kemilau
Nusantara
“Enggrang dan Ronggeng Tanji”
di Bdg.
2007 : Penata Tari Kemilau Nusantara “Enggrang dan
Topeng
Menyon” di Bdg.
2010 : Penata Tari Terbaik pada Festival Tari
Kreasi Baru. Kota Bogor
1.1.1.1.
Penata
Karawitan
DATA PRIBADI –
PERSONAL DATA
Nama :
AGUS SUKMANA,S.Sn.
Tempat, Tgl Lahir :
Karawang, 24 Agustus 1967
Alamat :
Dusun
Langseb II RT 01/03 Ds. Kertaraharja kec. Pedes
Kabupaten
Karawang
Telepon / Fax / HP. : -- / -- /
085880415136 / 081316950527
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi / Berat Badan : 157 cm / 70
kg
Suami / Istri :
--
/
Anak :
RIWAYAT PENDIDIKAN – EDUCATIONAL RECORD
FORMAL
1981 : SD Karangmulya
1984 : SMP negeri 1 Rengasdengklok
1987 : SMA Negeri Rengasdengklok
1990 : ASTI Bandung Program Diploma Tiga (D-3)
1993 : STSI Surakarta Program Strata Satu (S-1)
1998 : Pendidikan BROADCASTER Leppkindo Bandung

¨
Tenaga
Edukatif (Dosen) di AKSEN Bogor tahun 1995 – 1997.
¨
Pelatih
Kesenian di SMUN 15, Bandung tahun 1995 – 1997.
¨
Pelatih
Kesenian di SMU & STIE Pasundan, Bandung 1995 – 1999.
¨
Pelatih
Kesenian di LSS ITB, Bandung tahun 1998 – 1999.
¨
Pelatih
Kesenian di LISENDA ITENAS, Bandung tahun 1998 – 1999.
¨
Tenaga
Edukatif (guru) di SMPN 2 Kutawaluya tahun 2002 – sekarang.
¨
Tenaga
Edukatif (guru) di SMK PERBANKAN Kutawaluya
tahun 2003 –
2008.
KEGIATAN SENI – ART ACTIVITIES
1988 : Pemusik Pagelaran Teater “Momok Zaman”,
Bandung
1989 : Resital Komposisi Musik “Degung”, Bandung
Resital Komposisi Musik “Diya”, Bandung
Resital Komposisi Musik “Kandaga”, Bandung
Resital Komposisi Musik “Wantilan”,
Bandung & Jakarta
Rekaman Komposisi Musik “Asmat Dream, New
Musik Indonesia”,
Jugala Bandung
Pemusik Pagelaran Tari “Anggahana”,
Bandung
1990 : Resital Komposisi Musik “Tepuk”, Bandung
Pemusik Pagelaran Tari “Dewi Shinta”,
Bandung
Resital Musik “Ageman Rasa”, Surakarta
Resital Musik “Kabeurat Ati”, Surakarta
Pemusik Pergelaran Tari Kreasi Topeng
Cirebon “Panji Asmara”,
Surakarta
1991 : Resital Musik “Odong-odong”, Surakarta
Resital Musik “Gerentes”, Surakarta
Pentas Musik dan Tari semalam di
Parahyangan, Surakarta
1992 Pentas
Tari dan Musik Kolosal Kirab Remaja Nasional, Jakarta
Resital Musik “Kasmaran”, Surakarta
Resital Musik “Dar-Der-Dor”, Surakarta
Pemusik “Gulate”, Surakarta & Bali
1993 : Pemusik Tari Topeng Cirebon “Topeng Lima
Karakter”,Surkarta
Pemusik Tari “ Jathil “, Surakarta
1994 : Penata Musik dan Artistik Paket siaran TV
Stasiun bandung
Experiment Music Concer TAEJON EXPO, Korea Selatan
1995 : Penata Property Pentas Musik dan Tari
Kolosal
“ Garuda Marak Buana “ , Jakarta
Experiment Music Concer ZITHERMANIA, Bdg,Jkt,Srkt
Rekaman Komposisi Musik Zithermania &
Gautam Kumarjha, Bdg.
1995 – 1997 : Pemusik JUGALA GROUP, Bandung
1996 : Pemusik Pagelaran Musik dan Tari Kolosal “
Takbir & Tahmid “, Bdg
Pemusik Pagelaran Tari “ Rawayana”,
bandung
Pemain Rampak Kendang Vs Drum Band Gita
Gema Wibawa Mukti,
Bandung
Pemusik Pagelaran Tari “ Kosong “,
Bandung
Pemusik Pagelaran Musik dan Tari Kolosal
“Mahawira Tatar Sunda”, Bandung
Resital Musik “ Karma Ingsun “, Bandung
1998 & 1999 : Penata Musik dan Artistik Pagelaran
September LSS ITB, Bdg
1999 : Penata Musik dan Artistik Pagelaran Perdana
Lisenda Itenas,
Bandung
PENGALAMAN
ORGANISASI – ORGANIZATIONAL EXPERIENCES
¨
Aktif
d Padepokan JUGALA GROUP, Bandung tahun 1995 – 1997.
¨
Ketua
Karang Taruna Desa Kertaraharja Kec. Pedes Kab. Krw
tahun
2007 – sekarang.
¨
Ketua
DAPUR SENI DADAKSAKALA desa Kertaraharja Kec. Pedes Kab. Krw
tahun
2001 – sekarang.
¨
Pengelola
SAUNG BEUREUM Seni budaya & Kuliner Sunda, Rengasdengklok tahun 2008 –
sekarang.
¨
Sekretaris
LSM DUTA BANGSA NUSANTARA KARAWANG,
tahun
2010 – sekarang.
¨
Pengurus
Dewan Kesenian Karawang (DKK) tahun 2006 – sekarang.
PENGHARGAAN - AWARDS
1989 : Peserta Lokakarya tentang “Dasar-dasar dalam
bidang komposisi music”,
ASTI Bandung.
1997 : Peserta Seminar “Seni Tradisional dan
Prospeknya” dalam rangka
Dies Natalis ke-2 STSI Bandung
2002 : Peserta Pelatihan Guru Kesenian tk.
Kabupaten karawang,
di selenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten karawang
2003 : Peserta Penataran Guru Kesenian tk.
Kabupaten karawang,
di selenggarakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten karawang
2011 : Peserta Pemberdayaan Sarjana Seni tahun 2011,
di selenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Prov. Jabar
2011 : Instruktur Manajemen Produksi pada Workshop
Teater Pelajar,
Di selenggarakan oleh Disbudpar Kab. Karawang
2011 : Peserta
Saresehan Penayangan Film dan Diskusi Kebudayaan
di Karawang, 27 Juni.
Peserta
Saresehan Festival Kesenian Tradisional
di Karawang, 28 Juni
oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata,
Direktorat
Jendral Nilail Budaya seni dan Film, Balai
Pelestarian Sejarah
dan Nilai Tradisional Bdg.
1.1.1.2.
Penata
Artistik
DATA PRIBADI –
PERSONAL DATA
Nama :
CEPI MOH. THAMRIN W.
Tempat, Tgl Lahir :
Bandung ,
30 Desember 1964
Alamat :
Perum Sukaseuri Blok F.No.1A
Desa
Sarimulya Kecamatan Kotabaru
Kabupaten
Karawang
Telepon / Fax / HP. : - / - /
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi / Berat Badan : 161 cm / 60 kg
Suami / Istri :
-
/ Wiwin
Anak :
- Debbi Awaliyah Thamrin
-
Widuri Thamrin
-
Wizhia Thamrin
RIWAYAT PENDIDIKAN – EDUCATIONAL RECORD
FORMAL
1977 : SD Negeri Cikampek VII
1981 : SMP Negeri 1 Cikampek
1984 : SMA Negeri 1 Cikampek
1990 : IKOPIN Fak SDM Jur. Personalia
NON FORMAL
1997 : Peserta Pelatihan ANALISA JABATAN Lembaga
Managemen
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
di PT Pupuk Kujang
1997 : Peserta Pelatihan DHN Training CAREER
SUPPORTING &
DEVELOPMENT TAX ACCOUNTING di jakarta
1999 : Peserta Pelatihan BASIC SUPERVISORY
MANAGEMENT
di PT Pupuk Kujang
2008 : Pelatihan Tutor Lembaga Pendidikan Non
Formal 40 jam
DBE-3 USAID Indonesia Jawa Barat – Banten,
Lembang
2008 : Pelatihan Penguatan Komite Sekolah I
DBE-1 USAID Indonesia Jawa Barat – Banten,
Kotabaru

Bekerja sebagai karyawan di
salah satu anak perusahaan PT Pupuk Kujang
(Persero) yang bergerak dibidang kemasan Plastik yaitu perusahaan PT
Megayaku Kemasan Perdana / Packaging Industries. Selama 16 th mulai dari tgl 01
Oktober 1990 s/d 16 Oktober 2006. Dengan jabatan Kepala Seksi Personalia &
Umum.
PENGALAMAN
ORGANISASI – ORGANIZATIONAL EXPERIENCES
¨
Sebagai
Sekretaris P2K3 PT. Megayaku Kemasan Perdana pada tahun 1992 s/d 1997.
¨
Sebagai
Seksi Pemuda AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia ) DPC Karawang Periode Th
1992 s/d 1997
¨
Sebagai
Anggota AMS (Angkatan Muda Siliwangi) Ranting Cikampek Periode 1992 s/d 1997
¨
Ketua
PORPURI (Persatuan Olah Raga Perumahan Sukaseuri) dari th 2005.
¨
Sebagai
Sekretaris Organisasi Radio Amatir
Republik Indonesia
Daerah Jawa Barat (ORARI) Lokal Cikampek.
PENGALAMAN POLITIK – POLITICAL EXPERIENCES
¨
PANWAS
Kecamatan Kota
Baru PILGUB /WK.GUB TH 2008
¨
PANWAS
Kecamatan Kota Baru Pemilu Legeslatip dan Pilpres Th 2009.
KEGIATAN SENI – ART ACTIVITIES
1985 – Sekarang : Penari Lingkung Seni /Studio Tari “Surya
Medal” Cikampek
1997 – Sekarang : Wkl Ketua I Lingkung Seni/Studio tari
“Surya Medal” Cikampek
2009 : Panitia Ulang Tahun Lingkung Seni/Studio
tari “Surya Medal”
PENGHARGAAN - AWARDS
1980 :
Juara I Tingkat Propinsi Jawa Barat
dalam PORSENI SLTP
Seni tari Klasik
1.1.1.3.
Penulis
Naskah/Publikasi
DATA PRIBADI –
PERSONAL DATA
Nama :
NANDANG MOCH. C. MAULANA
Tempat, Tgl Lahir :
Karawang, 02 – 04 - 1968
Alamat :
Perum PMI 2 Blok D5 No. 19/20 RT 02/04
Desa
Pangulah Utara Kecamatan Kotabaru
Kabupaten
Karawang
Telepon / Fax / HP. : - / 083820514888
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi / Berat Badan : 161 cm / 65 kg
Suami / Istri :
-
/ Mauldansari
Anak :
- Moch. Ramma Maulana Aa.
-
Moch. Laksmana P. Maulana
RIWAYAT PENDIDIKAN – EDUCATIONAL RECORD
FORMAL
1981 : SD Negeri Cikampek VII
1984 : SMP Negeri 1 Cikampek
1987 : SMA Negeri 1 Cikampek
1992 : STIE YPKP Bdg, Jur. Akuntansi (D-3)
1996 : IKOPIN Bdg, Fak. SDM, Jur. Personalia (S-1)
NON FORMAL
1992 : Pelatihan dan Pengenalan Komputer
Sistem Program WordStar, Cikampek
2008 : Pelatihan Tutor Lembaga Pendidikan Non
Formal 40 jam
DBE-3 USAID Indonesia Jawa Barat – Banten,
Lembang
2008 : Pelatihan Penguatan Komite Sekolah I
DBE-1 USAID Indonesia Jawa Barat – Banten,
Kotabaru
2008 : Pelatihan Penguatan Komite Sekolah II
DBE-1 USAID Indonesia Jawa Barat – Banten,
Kotabaru

1990 – 1991 : SPBU Niagayaku Kujang, Cikampek, Operator
Curah
1992 – 1994 : BPR TATA BANK Karawang, Divisi Tabungan
& Deposito
1994 – 1996 : Percetakan Purnama Karawang, Bagian Setting
Layout
1997 – 1999 : PT. Oka
Logistama Indomobil, BIC Purwakarta,
Wood & Pack Division
2000 – 2004 : Manager Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Komputer
“Surya Medal” Cikampek
2006 – Sekarang : Percetakan Purnama Karawang, Bagian Setting
Design Grafis
2008 – Sekarang : Majalah Perjuangan Karawang, Bagian Setting
Layout
PENGALAMAN ORGANISASI – ORGANIZATIONAL
EXPERIENCES
2004 – 2007 : KoordBid. Pemuda , Angkatan Muda Siliwangi
(AMS)
Ranting Kotabaru
2007 – Sekarang : Bendahara II Angkatan Muda Siliwangi (AMS)
Ranting Kotabaru
2006 – Sekarang : Pengurus Dewan Kesenian Karawang, (DKK)
Karawang
2008 – Sekarang : Pengurus Karang Taruna Indonesia Kecamatan Kotabaru
KEGIATAN SENI – ART ACTIVITIES
1985 – Sekarang : Penari Lingkung Seni /Studio Tari “Surya
Medal” Cikampek
1989 – 1992 : Mendirikan Grup band Kampus “Twentyone
Band”, Bandung
1997 – Sekarang : Sekretaris Lingkung Seni/Studio tari “Surya
Medal” Cikampek
1997 – 2006 : Pembina Group Band “Zawaband” Cikampek
2001 : Panitia Evaluasi Kegiatan Musik remaja,
Cikampek
2002 : Panitia Festival Musik Kreatif Gita Music,
Cikampek
2002 – 2004 : Pengurus Gita Music Cikampek
2006 – Sekarang : Pembina Group band “Sollasi” Kotabaru
2009 : Panitia Ulang Tahun Lingkung Seni/Studio
tari “Surya Medal”
2010 – sekarang : Melaksanakan Kegiatan Kesenian dan
pengiriman tim Kesenian
bersama dengan Disbudpar Kab.
Karawang
PENGHARGAAN - AWARDS
1980 : Juara I Tari Klasik PKSD tk. Kabupaten,
Karawang
1993 : Penata Cahaya Tari Ronggeng Keti pada Pekan
Karya Cipta
Tari se – Jabar 1993, Kanwil Dep. P dan K
Prov. Jawa Barat,
1995 : Peserta Festival Tari Kreasi Tingkat
Provinsi Jawa Barat,
Kanwil P dan K Prov. Jawa Barat. Bandung .
2010 : Nominasi Penulis Naskah Festival Tari Kreasi baru Tkt Prov. Jawa
Barat,
Dinas
Pariwisata & Kebudayaan Prov. Jawa Barat, Kota Bogor.
2011 : Peserta
Saresehan Penayangan Film dan Diskusi Kebudayaan
di Karawang, 27 Juni
Peserta
Saresehan Festival Kesenian Tradisional, di Karawang, 28 Juni
oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata,
Direktorat
Jendral Nilail Budaya seni dan Film, Balai
Pelestarian Sejarah
dan Nilai Tradisional Bdg.
Peserta
Saresehan Seni Kontemporer 2011
“Seni Tari Kontemporer Local to Global” tk.
Prov. Jawa Barat,
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jawa
Barat, Bandung 26 Juli
1.1.2.
Nama
Sanggar / Lembaga Institusi
Nama Sanggar
/ Lembaga :
Lingkung seni / Studio Tari SURYA MEDAL
Tempat dan
Tahun berdiri : Cikampek, 10 Agustus 1964
Kegiatan
sanggar / Lembaga :
·
Pendidikan dan Latihan Tari, baik tari daerah Jawa Barat
maupun tari daerah lainnya.
·
Pendidikan dan Latihan Karawitan Degung untuk tingkat
pelajar dan umum.
·
Pendidikan dan Latihan Musik Modern seperti Band, Organ
dangdut, dll.
·
Pendidikan dan Latihan Vokal, baik Modern maupun
Tradisional.
·
Surya Medal Management, sebagai wadah entertainment
·
Panggilan Pementasan baik swasta, perorangan maupun Instansi
pemerintah.
·
Surya Medal Design & Print Offset, Usaha Percetakan yang
dikelola.
Kegiatan yang
pernah di ikuti :
Sejak tahun 1971 sampai sekarang, Surya Medal selalu selalu
turut serta aktif dalam berbagai kegiatan seperti festival, lomba tari, PKSD
dan Porseni. Selama ini Surya Medal telah mendapatkan beberapa penghargaan dari
mulai Tingkat Kecamatan, Kabupaten sampai dengan Tingkat Nasional. (bukti fisik terlampir dalam
Profile Surya Medal yang disimpan di Disbudpar Karawang).
1.1.3.
Publikasi
Publikasi dalam kegiatan Festival Nasional Kesenian
Tari Nusantara Tahun 2011 kali ini, kami mengetengahkan sebuah paparan tentang
isi atau tema dari sajian Nyi Ronggeng Tanji. Ada sekelumit kejadian yang tidak
di ketahui oleh masyarakat tentang sosok Nyi Ronggeng Tanji yang sebenar nya.
Untuk itu publikasi yang kami sampaikan adalah menceritakan tentang sosok Nyi
Ronggeng Tanji di balik Rias wajahnya dan gemerlap nya gaun.
Adapun bentuk publikasi yang kami buat adalah
sebagai berikut :
1. X-Banner
adalah salah satu Publikasi berbentuk Pamplet yang akan d pasang di depan Pintu
masuk Gedung Kesenian Jakarta pada saat pelaksanaan Festival.
2. Leaplet
adalah brosur yang akan di bagikan kepada pengunjung Festival pada saat
pelaksanaan Festival.
3. Surat
Kabar / Koran nasional atau daerah yang
akan di publikasikan 10 Hari sebelum pelaksanaan Festival.
4. Broadcasting
Radio daerah yang akan di siarkan 10 hari sebelum pelaksanaan festival
5. Website
atau Internet yang akan di Upload 1 bulan sebelum pelaksanaan festival.
BAB III
PENUTUP
Keberhasilan dalam mencapai sasaran tidak lepas
dari peran pemerintah dalam memberikan pembinaan. Pada teknis operasional kami
telah mempersiapkan berbagai perangkat dan system menejerial yang mengatur tata
laksana kegiatan tari tradisi ini sehingga seluruh pelaku dapat bertanggung
jawab penuh terhadap keberhasilan penggarapan yang di kelolanya.
Demikian dengan rasa hormat yang teramat dalam kami
sampaikan Naskah Festival Nasional Kesenian Tari Nusantara tahun 2011 yang
berjudul “NYI RONGGENG TANJI” dari Provinsi Jawa Barat, dengan Harapan semoga
segala pelaksanaan penggarapan yang kami rencanakan dapat memberikan tatanan
baru dalam ruang lingkup kesenian khususnya di Provinsi Jawa Barat umumnya di
seluruh Nusantara. Selain itu mudah-mudahan hasil akhir dari Naskah Festival
Nasional Kesenian Tari Nusantara tahun 2011 yang berjudul “NYI RONGGENG TANJI”
ini dapat membantu pemerintah dalam konteks tujuannya. Dalam memaksimalkan
pelaksanaan Pelestarian dan pengembangan Seni Budaya Tradisional tersebut.. Dan
kami menghaturkan permohonan maaf serta do’a restunya dari masyarakat Jawa
Barat demi tercapainya harapan…………
“TANDANG NYANGGA BUDAYA,
BAKTI
BEBELA NAGARA KU BALUNGBANG RASA”
Terima
kasih.
Karawang, Agustus 2011
Penulis
NANDANG
MOCH. CHAKRA
DAFTAR PUSTAKA
- Dewan
Kesenian Karawang. 2006. Program Kerja Profile Dewan Kesenian Karawang.
Karawang :
- Hj.
U. Warliyah,S.Pd. dkk. 2007. Kabupaten Karawang dalam Dimensi Budaya.
Karawang : Dinas Penerangan Pariwisata dan Budaya Kab. Karawang.
- Adhitia,
Narasumber, seniman Tanji Dor, Rengas Dengklok karawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar